Kamis, 05 Mei 2016

Ternak Kambing Potong Sub tropis



Kambing dibudidayakan untuk dua manfaat penting yaitu sebagai sumber daging dan sebagai sumber susu. Selain itu, ternak kambing dapat pula dimanfaatkan bulu dan kulitnya. Kendati pun produk utama kambing potong adalah daging, terdapat beberapa jenis tertentu yang juga menghasilkan bulu dan kulit yang tidak kalah ekonomisnya. Topik berikut akan menyajikan jenis-jenis ternak kambing yang terdapat di luar Indonesia dan atau yang terdapat pada daerah sub tropis. Berikut beberapa jenis kambing potong atau penghasil daging

1. Kambing Angora

      Kambing Angora berasal dari daerah Angora di Anatolia, dekat Ankara, yang sekarang jadi ibu kota Turki. Kambing ini suka meramban dan mendapatkan sebagian besar pasokan makanannya dari daun-daun dan ranting pohon. Namun demikian, bila tersedia, kambing ini juga makan rumput. Kambing Angora sedikit lebih kecil daripada domba pedaging. Saat lahir, anak kambing Angora berbobot 2 - 4 kg. Kambing Angora betina dewasa berbobot 38 - 50 kilogram, dan kambing Angora jantan dewasa berbobot 43 - 63 kilogram. Kambing Angora sangat kurang prolifik dibandingkan dengan domba dan banyak kambing betinanya yang mandul. Masa kebuntingan kambing Angora sekitar 148 hari.
Cirri-ciri kambing Angora antara lain; jantan dan betina memiliki tanduk yang mengarah ke bawah atau samping, memiliki kepala yang besar, terdapat rambut yang berukuran pendek di sekitar, telinga tipis dan panjang serta terkulai ke bawah mengarah ke samping. Warna bulu pada umumnya putih dan lebat.
          2. Kambing Achondroplastik

Kambing ini merupakan kambing kecil berkaki pendek. Pada usia dewasa, tinggi kambing ini 50 cm, dan beratnya sekitar 20 kg. Kambing Achondroplastik terdapat di kawasan hutan dan savana Afrika Barat dan Afrika Tengah. Kambing ini sangat cocok diternakkan di daerah tropis. Meskipun termasuk kambing kerdil, kambing ini menghasilkan daging dengan kualitas baik. Kambing ini dapat menghasilkan anak kembar dua atau tiga (prolifik). Perkawinan kambing jenis ini dapat terjadi sepanjang tahun.
       3.  Kambing Barbari

Kambing Barbari juga termasuk dalam kategori kambing kecil. Kambing jenis ini banyak terdapat di daerah Sind, Pakistan. Kambing Barbari dewasa beratnya berkisar 20 sampai 30 kg. Bobot karkasnya mencapai 10 – 15 kg atau 50 %. Kambing Barbari juga termasuk kambing prolifik, yaitu setiap kelahiran biasanya beranak kembar 2 sampai 3 ekor. Sifat prolifiknya ini membuat kambing ini diternakkan sebagai kambing pedaging.
Ciri-ciri kambing barbari antara lain; bertanduk panjang, menjulur ke belakang dan melengkung dan bertelinga kecil, terdapat bulu yang panjang pada bagian leher depan dan warna kulit dominan coklat.
      4. Kambing Benggala Hitam


Kambing Benggala hitam adalah jenis kambing kerdil lainnya. Kambing ini banyak terdapat di Assam dan kawasan utara Bangladesh. Kambing jantan dewasa berbobot hanya 13 kg dan betina 9 kg. Kambing Benggala Hitam dikenal sebagai penghasil dagig dengan tingkat produksi susu yang rendah. Memiliki tekstur daging yang dikenal lunak dan lezat. Ciri-ciri kambing Benggala Hitam yakni secara umum posturnya mirip kambing kacang, warna kulit didominasi warna hitam.
      5. Kambing Boer

Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang ter-registrasi selama lebih dari 65 tahun. Kambing Boer merupakan satu-satunya kambing pedaging yang pertumbuhannya yang cepat. Kambing ini dapat mencapai berat dipasarkan 35 – 45 kg pada umur 5 hingga 6 bulan, dengan rataan pertambahan berat tubuh antara 0,02 – 0,04 kg per hari. Dibandingkan dengan kambing perah lokal, persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi dan mencapai 40% – 50% dari berat tubuhnya.
Kambing Boer dapat dikenali dengan mudah dari tubuhnya yang lebar, panjang, dalam, berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang menggantung, berkepala warna coklat kemerahan atau coklat muda hingga coklat tua. Beberapa kambing Boer memiliki garis putih ke bawah di wajahnya. Kulitnya berwarna coklat yang melindungi dirinya dari kanker kulit akibat sengatan sinar matahari langsung. Kambing ini sangat suka berjemur di siang hari.
      6. Kambing Kreolo

Kambing Kreolo adalah ternak pedaging yang banyak dipelihara di Amerika Latin dan Tengah. Kambing ini mampu hidup di daerah yang sangat gersang. Ciri-ciri kambing Kreolo yaitu berbulu tipis, pendek, berwarna hitam atau coklat, dan sering terdapat bercak putih. Tanduknya melengkung, dan telinganya pendek dan tegak. Kambing jantan berjanggut, sedangkan kambing betina tidak berjanggut. Tinggi gumba kambing Kreolo jantan 75 cm, dan kambing betina 65 cm. Bobot kambing dewasa berkisar 40 sampai 60 kg. Satu kelahiran menghasilkan anak 1 sampai 2 ekor.
       7.  Kambing Gaddi

Kambing Gaddi termasuk dalam kambing tipe dwiguna karena merupakan penghasil daging dan susu. Produksi bulunya pun tinggi. Kambing ini tergolong dalam kambing berambut panjang dan dapat menghasilkan 0,5-1 kg rambut kasar per ekor dengan panjang 17-25cm. Ini tergolong kambing berbulu panjang. Kambing ini disebut juga kambing Himachal Pradesh. Kambing ini banyak ditemukan di kawasan India Utara dan Pakistan.
       8. Kambing Afrika Timur


Kambing ini hidup di daerah Afrika Timur dan banyak dipelihara sebagai ternak pedaging dan penghasil kulit. Penampilan fisik kambing ini mirip kambing Kacang, yang merupakan kambing asli Indonesia. Kambing ini berbulu pendek dengan berbagai corak warna dan bertanduk kecil. Kambing dewasa beratnya sekitar 30 kg. Kambing ini dapat beranak dua dan atau lebih (prolifik).
           9. Kambing Sahel


Kambing Sahel paling cocok dipelihara di kawasan padang pasir yang gersang seperti Sudan dan Afrika Barat. Kambing ini tahan panas dan lingkungan yang sangat gersang seperti kawasan sabana di pinggiran gurun Sahara. Kambing ini merupakan ternak penghasil daging dan kulit bermutu tinggi. Ciri-ciri kambing Sahel yakni umumnya berwarna coklat, berbulu pendek dan halus.
      10. Kambing Somalia

Kambing ini banyak terdapat di Somalia, Afrika Timur. Ciri-ciri kambing Somalia antara lain umumnya berbulu putih halus, kulitnya tipis namun bermutu tinggi dan bobot kambing dewasa adalah 20 sampai 30 kg. Kambing ini biasanya diternakkan sebagai penghasil daging dan kulit.
         11. Kambing Spanyol

Kambing Spanyol atau kambing La Mancha berasal dari Spanyol. Tujuan utama peternakan kambing Spanyol adalah produksi daging. Kambing ini dapat berkembang biak pada musim gugur sampai musim dingin sepanjang tahun. Kambing Spanyol dapat beranak dan menghasilkan daging sepanjang tahun di daerah bersuhu dingin.
Ciri-ciri kambing Spanyol antara lain; bulunya pendek dan warnanya beraneka ragam, telinganya sangat pendek atau hampir tidak berdaun telinga, bobot kambing jantan dewasa berkisar 55 - 80 kg dan kambing Spanyol betina 35 - 40 kg. Kambing ini sangat tangguh dan mampu beradaptasi di berbagai lingkungan yang buruk.

Rabu, 04 Mei 2016

Ternak Kambing Potong Di Indonesia



Ternak Kambing yang ada sekarang diduga berasal dari 3 Kambing liar yakni Capra hircus dari Pakistan dan Turki, Capra falconeri dari Khasmir dan Capra prisca dari Balkan. Secara systematic zoology kambing dapat disusun sebagai berikut;
Kingdom         :  Animal
Phylum            :  Chordata
Class                :  Mammalia
Order               :  Ungulata
Family             :  Bovidae
Genus              :  Capra
Species            :  Capra species 

Kalau diamati perkembangan sebagai ternak potong, maka kambing masih kalah dengan domba, dan biasanya disamping sebagai ternak potong juga sebagai ternak perah. Banyak kambing-kambing luar yang didatangkan ke Indonesia seperti Etawa, Angora, Khasmir, Mountgommeri dari India dan juga Saanen dan Toggenburg dari Belanda. Peternakan Kambing di Indonesi banyak terdapat di pantai utara Jawa, Sulawesi Selatan, Aceh dan Nusa Tenggara. 
Ada berbagai jenis kambing di Indonesia yang menghasilkan daging (pedaging/potong). Sangat sedikit jenis ternak kambing  Indonesia yang menghasilkan susu. Jika pun ada, produksi susunya sangat rendah sehingga secara ekonomis tidak menguntungkan dibanding jika memanfaatkannya untuk produksi daging. Umumnya beberapa kambing hasil persilangan kambing lokal dengan kambing sub tropis penghasil susu, juga mampu memproduksi susu. Tetapi tingkat produksinya tidak sama tinggi seperti induknya. Jikalau pun ada, hanya peternakan yang dikembangkan di daerah-daerah bersuhu dingin yang mengembangkannya. Berikut ini dijelaskan jenis-jenis kambing potong yang ada di Indonesia.
 1. KAMBING KACANG

Kambing Kacang
(Capra Hircus) adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia. Badannya kecil. Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia, memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi alam setempat serta memiliki daya reproduksi yang sangat tinggi. Kambing kacang jantan dan betina merupakan tipe kambing pedaging yang baik.
Ciri-ciri kambing Kacang antara lain ukuran badan relatif lebih kecil dari jenis kambing lainnya, memiliki kepala yang kecil, telinga tegak, mempunyai bulu yang lurus dan pendek, bulu kambing pendek untuk seluruh tubuhnya, namun bulu panjang pada ekor dan dagu. Kambing Kacang jantan memiliki bulu yang panjang sebatas garis leher sampai pundak ,punggung hingga ekor dan pantat, memiliki warna tunggal hitam, putih, coklat atau kombinasi dari ketiga warna tersebut. Kambing Kacang betina maupun jantan memiliki tanduk yang pendek. Berat badan kambing jantan dewasa bisa mencapai 35 kg, dan kambing betina dewasa bisa mencapai 30 kg. Tinggi kambing jantan berkisar 60 - 70 cm, dan yang betina hingga 50 cm.
 2.  KAMBING JAWARANDU

Kambing Jawarandu merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing Kacang. Kambing ini memliki ciri separuh mirip kambing Etawa dan separuh lagi mirip kambing Kacang. Kambing ini dapat menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari.
Kambing Jawa Randu memiliki nama lain Bligon, Gumbolo, Koplo dan Kacukan. Kambing Jawa Randu terkenal dengan makannya yang rakus. Kambing Jawarandu  sering dipelihara untuk diperah susunya tetapi banyak pula peternak menggunakannya sebagai ternak pedaging (menghasilkan daging). Produksi susu kambing Jawarandu sebanyak 1,5 liter per hari.
Ciri-Ciri Kambing Jawa Randu  antara lain warna bulu hitam, putih, coklat atau kombinasi dari ketiga warna, punggungnya melengkung kebawah, kepala terliaht besar dan lancap, bertanduk,  telinga lebar dan menggantung. Bobot badan kambing jantan dewasa dapat mencapai lebih dari 40 Kg, sedangkan bobot dewasa betina di bawah 40 Kg.
3.  KAMBING MARICA


Kambing Marica adalah suatu variasi lokal dari kambing Kacang. Kambing Marica yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu genotipe kambing asli Indonesia yang menurut laporan FAO sudah termasuk kategori langka dan hampir punah (endargement). Daerah populasi kambing Marica dijumpai di sekitar Kabupaten Maros, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sopeng dan daerah Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan.
Kambing Marica memiliki potensi genetik yang mampu beradaptasi baik di daerah agro-ekosistem lahan kering, dimana curah hujan sepanjang tahun sangat rendah. Kambing Marica dapat bertahan hidup pada musim kemarau walau hanya memakan rumput-rumput kering di daerah tanah berbatu-batu. Ciri yang paling khas pada kambing ini adalah telinganya tegak dan relatif kecil pendek dibanding telinga kambing kacang. Tanduk pendek dan kecil serta kelihatan lincah dan agresif.
4.  KAMBING SAMOSIR


Berdasarkan sejarahnya kambing ini dipelihara penduduk setempat secara turun temurun di Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Kambing Samosir bisa menyesuaikan diri dengan kondisi ekosistem lahan kering dan berbatu-batu, walaupun pada musim kemarau biasanya rumput sangat sulit dan kering. Kondisi pulau Samosir yang topografinya berbukit, ternyata kambing ini dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik.
Karakteristik morfologik tubuh kambing dewasa yaitu rataan bobot badan betina 26,23 ± 5,27 kg,  panjang badan 57,61 ± 5,33 cm; tinggi pundak 50,65 ± 5,28 cm; tinggi pinggul 53,22 ± 5,43 cm; dalam dada 28,67 ± 4,21 cm dan lebar dada 17,72 ± 2,13 cm. Berdasarkan ukuran morfologik tubuh, bahwa kambing spesifik lokal Samosir ini hampir sama dengan kambing Kacang yang ada di Sumatera Utara, yang membedakannya terhadap kambing Kacang yaitu fenotipe warna tubuh yang dominan putih dengan hasil observasi 39,18% warna tubuh putih dan 60,82% warna tubuh belang putih hitam. Dari warna belang putih hitam didapatkan rataan sebaran warna berdasarkan luasan permukaan tubuh 92,68% kurang lebih 4,23% warna putih dan 7,32 kurang lebih 4,11% warna hitam.
 5. KAMBING MUARA


Kambing Muara dijumpai di daerah Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara di Propinsi Sumatera Utara. Dari segi penampilannya kambing ini nampak gagah, tubuhnya kompak dan sebaran warna bulu bervariasi antara warna bulu coklat kemerahan, putih dan ada juga berwarna bulu hitam. Bobot kambing Muara ini lebih besar dari pada kambing Kacang dan kelihatan prolifik. Kambing Muara ini sering juga beranak dua sampai empat sekelahiran (prolifik). Walaupun anaknya empat ternyata dapat hidup sampai besar walaupun tanpa pakai susu tambahan dan pakan tambahan tetapi penampilan anak cukup sehat, tidak terlalu jauh berbeda dengan penampilan anak tunggal saat dilahirkan. Hal ini diduga disebabkan oleh produksi susu kambing relatif baik untuk kebutuhan anak kambing 4 ekor.
 6. KAMBING KOSTA

Lokasi penyebaran kambing Kosta ada di sekitar Jakarta dan Propinsi Banten. Kambing ini dilaporkan mempunyai bentuk tubuh sedang, hidung rata dan kadang-kadang ada yang melengkung, tanduk pendek, bulu pendek. Kambing ini diduga hasil persilangan kambing Kacang dan kambing Khasmir (kambing impor). Hasil pengamatan, ternyata sebaran warna dari kambing Kosta ini adalah coklat tua sampai hitam. Dengan presentase terbanyak hitam (61 %), coklat tua (20%), coklat muda (10,2%), coklat merah (5,8%), dan abu-abu (3,4%). Pola warna tubuh umumnya terdiri dari 2 warna, dan bagian yang belang didominasi oleh warna putih.
Kambing Kosta terdapat di Kabupaten Serang, Pandeglang, dan wilayah Tangerang dan DKI Jakarta.
Ciri khas Kambing Kosta adalah terdapatnya motif garis yang sejajar pada bagian kiri dan kanan muka, selain itu terdapat pula ciri khas yang dimiliki oleh Kambing Kosta yaitu bulu rewos di bagian kaki belakang mirip bulu rewos pada Kambing Peranakan Ettawa (PE), namun tidak sepanjang bulu rewos pada Kambing PE dengan tekstur bulu yang agak tebal dan halus. Tubuh Kambing Kosta berbentuk besar ke bagian belakang sehingga cocok dan potensial untuk dijadikan tipe pedaging.
 7. KAMBING GEMBRONG



Asal kambing Gembrong terdapat di daerah kawasan Timur Pulau Bali terutama di Kabupaten Karangasem. Ciri khas dari kambing ini adalah berbulu panjang. Panjang bulu sekitar berkisar 15-25 cm, bahkan rambut pada bagian kepala sampai menutupi muka dan telinga. Rambut panjang terdapat pada kambing jantan, sedangkan kambing Gembrong betina berbulu pendek berkisar 2-3 cm. Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada umumnya putih (61,5%) sebahagian berwarna coklat muda (23,08%) dan coklat (15,38%). Pola warna tubuh umumnya adalah satu warna sekitar 69,23% dan sisanya terdiri dari dua warna 15,38% dan tiga warna 15,38%. Rataan litter size kambing Gembrong adalah 1,25. Rataan bobot lahir tunggal 2 kg dan kembar dua 1,5 kg.
Banyak dugaan bahwa kambing Gembrong merupakan persilangan antara kambing Kashmir dengan kambing Turki. Dugaan ini didasarkan pada ciri-ciri fisik kambing yang hampir mirip dengan kambing gembrong. Alasannya, kambing ini kesulitan untuk makan akibat mata dan mulutnya tertutup oleh bulu. Kesulitan ini mengakibatkan makanan sulit masuk ke mulut hingga tidak bisa menerima masukan gizi yang memadai. Akibatnya, kambing mudah terserang penyakit hingga mati.
 8. KAMBING BOERAWA


Kambing Boerawa merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Boer jantan dengan kambing Peranakan Etawah (PE) betina. Ternak hasil persilangan kedua jenis kambing tadi disebut Boerawa yakni singkatan dari kata Boer dan Peranakan Etawah. Kambing hasil persilangan ini mulai berkembang dan banyak jumlahnya di Propinsi Lampung.
Tujuan dari persilangan ini adalah untuk mendapatkan produksi daging yang tinggi dan memperoleh kambing yang berpostur besar dan tinggi. Selain itu untuk mendapatkan kambing yang mampu beradaptasi dengan segala macam lingkungan, serta pertumbuhan yang cepat.
Ciri-ciri umum kambing Boerawa yaitu; warna dominan adalah putih pada bagian leher sampai kepala berwarna hitam, memiliki tanduk. Kambing jantan tanduknya melingkar ke bawah dan ujung tanduk menghadap ke depan, telinga yang panjang dan terkulai, kaki panjang yang menopang tubuhnya sehingga terlihat kompak, bobot kambing jantan dewasa dapat mencapai 80 Kg, dan bobot betina dewasa dapat mencapai 60 kg.

Selasa, 03 Mei 2016

Ternak Sapi Potong Sub Tropis




Pengembangan sub sektor peternakan memiliki peran yang strategis yakni sebagai produsen protein hewani. Konsumsi protein hewani penduduk Indonesia hari ini masih jauh tertinggal dibandingkan beberapa negara Asia lainnya. Tingkat konsumsi daging sapi penduduk Indonesia pada tahun 2015 baru mencapai 2,6 kg/kap/thn. Konsumsi daging negara ASEAN lainnya seperti Singapura dan Malaysia sebanyak 15 kg/kap/thn. Bahkan Argentina telah mencapai 55 kg/kap/thn, Brazil 40 kg/kap/thn, dan Jerman 40-45 kg/kap/thn. Oleh karena itu, usaha di bidang sub sektor peternakan khusus mengenai sapi potong masih sangat prospektif.
Salah satu kendala paling serius dalam pemenuhan kebutuhan daging nasional adalah produksi daging sapi local yang rendah yang diduga akibat dari persentase karkas yang juga rendah. Karenanya diperlukan impor sapi bakalan dari luar negeri seperti Bos Taurus yang berbobot besar dan persentase karkas yang tinggi. Berikut ini beberapa jenis sapi potong dari jenis Bos Taurus yang paling populer dikembangkan. 
  1. SAPI LIMOUSIN


Sapi Limousin dikembangkan di Prancis Tengah bagian selatan.sapi ini sebagai tenaga kerja dan sebagai sapi pedaging.Warna bulu merah coklat /coklat hitam,kecuali pada ambingnya. Pada jantan tanduknya mencuat keluar dan sedikit melengkung. Sapi ini termasuk sapi potong berkalitas baik, bentuk tubuhnya panjang dan tingkat pertumbuhannya tinggi. Sapi Limousin dengan perototan yang lebih baik dibandingkan Sapi Simmental.
Secara genetik Sapi Limousin dari wilayah beriklim dingin, tipe besar, volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi di luar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan lebih teratur. Sapi jenis limousin ini merupakan salah satu yang merajai pasar-pasar sapi di Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan, karena perkembangan tubuhnya termasuk cepat, bisa sampai 1,1 kg/hari saat masa pertumbuhannya.
 2. SAPI BEEFMASTER


Sapi Beefmaster merupakan persilangan antara sapi Brahman, sapi Hereford, dan sapi Shorthorn. Kombinasi antara ketiga sapi tersebut menghasilkan sapi yang superior. Sapi Beefmaster ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross). Sapi Beefmaster merupakan hasil persilangan  antara sapi Brahman jantan dengan sapi Shorthorn betina atau juga sapi Hereford dari Inggris. Ciri-ciri Sapi Beefmaster yaitu tubuh berukuran besar, bulu berwarna tidak seragam dari mulai cokelat atau cokelat kemerahan atau merah bercak putih dan ponok berukuran kecil.
 3. SAPI HEREFORD


Sapi Hereford dikenal sebagai white face cattle adalah sapi potong impor yang berasal dari Inggris. Berkembang dengan baik di Amerika Serikat sejak tahun 1840. Dalam perkembangannya, sapi Hereford  banyak dikembangkan di Amerika Latin, Kanada, Australia, Selandia Baru dan Afrika Selatan. Bangsa sapi yang sangat baik jika digemukan dengan sistem pastur atau padang penggembalaan karena cara merumputnya yang baik.
Keunggulan dan performa produksi adalah memiliki kualitas daging sangat baik, daya adaptasi tinggi terhadap suhu tinggi dan suhu rendah, pakan sederhana, Bobot badan jantan dewasa rata-rata 850 kg dan 650 kg pada betina. Ciri-ciri Sapi Hereford yaitu memiliki tubuh rendah, tegap dan berurat daging padat, punggung lebar dan rata, bulu berwarna merah, dimana pada bagian muka, dada, sisi badan, perut bawah, bahu, ekor dan keempat kaki dari batas lutut berwarna putih.
 4. SAPI ABERDEEN ANGUS


Sapi ini merupakan sapi tipe potong keturunan Bos Taurus yang berasal daratan Scotlandia Utara. Sapi Aberdeen Angus memiliki karakteristik kulit berwarna hitam, tidak bertanduk, tubuh rata, lebar dan dalam, seperto balok, padat dengan urat daging yang baik. Sapi dewasa jantan beratnya bisa mencapai 1000 kg dan yang betina 800 kg. Ciri-ciri sapi Aberdeen Angus antara lain warna hitam, leher dan telinga pendek, penuh bulu, punggung lurus, badan kompak dan padat, kaki kuat dan kokoh.
Pertumbuhan sapi ini cukup baik, cepat gemuk dengan pakan kualitas bagus, dagingnya tebal. Presentase karkas dapat mencapai 60% (Purnama dan Cahyo, 2010). Pertambahan bobot badan hariannya sekitar 1,2-1,5 Kg. Sapi ini mudah beradaptasi dengan kondisi pakan dan lingkungan tropis. Sapi ini kurang digemari peternak Indonesia karena kulitnya berwarna hitam gelap, sehingga harganya pun lebih murah dibandingkan dengan sapi jenis lain.
 5. SAPI SHORTHORN


Sapi Shorthorn adalah sapi potong impor yang berasal dari Inggris, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat sejak tahun 1873. Bobot badan sapi dewasa dapat mencapai rata-rata 1.000 kg pada jantan dan 750 kg – 770 kg pada betina. Sapi Shorthorn merupakan salah satu bangsa sapi potong subtropis  yang digunakan peternak Indonesia sebagai bibit sapi potong.
Ciri-ciri fisik Sapi Shorthorn antara lain; memiliki tubuh besar dan kompak berbentuk segi empat atau bujursangkar, memiliki komposisi badan yang rata pada sisinya, punggung berbentuk garis lurus sampai pangkal ekor, kepala pendek dan lebar, tanduk pendek menjurus ke samping  dan berujung melengkung ke depan, bulu berwarna merah muda atau merah tua atau kombinasi merah putih atau kombinasi merah kelabu.
 6. SAPI SIMMENTAL


Bangsa Sapi Simental berasal dari negara Switzerland. Ciri-ciri Sapi Simental sebagai berikut: berwarna merah dan bervariasi mulai dari merah gelap sampai hampir kuning, totol-totol serta mukanya berwarna putih, bentuk badan dari sapi simmental ini panjang, padat dan kompak. Berat badan  dapat mencapai 800 kg untuk sapi yang betina sedang untuk sapi yang jantan dapat mencapai 1150 kg.
Sapi ini terkenal karena memiliki kemampuan menyusui anaknya dengan baik serta pertumbuahan yang cepat  dengan penimbunan lemak di bawah kulit rendah. Tergolong sapi yang berukuran berat, baik pada saat kelahiran, penyapihan maupun saat mencapai dewasa dengan pertumbuhan yang baik.
 7. SAPI CHAROLAIS


Sapi Charolais adalah sapi potong yang berasal dari Perancis, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat. Bangsa sapi yang didatangkan ke Amerika Serikat terutama untuk disilangkan dengan sapi Brahman dan sapi lainnya ini memiliki bobot badan dewasa rata-rata 1.000 kg pada jantan dan 750 kg pada betina. Sifat-sifat yang disukai yaitu perdagingan yang sempurna khususnya bagian loin dan paha belakang, tulang-tulang kuat, memiliki kemampuan mengasuh anak, kecepatan pertumbuhan tinggi, persentase karkas tinggi serta mempunyai daya tahan yang baik terhadap panas dan dingin.
Ciri-ciri fisik sapi Charolais yaitu tubuh berpostur besar, padat dan kasar, bulu berwarna krem muda atau keputih-putihan, warna putih cream dengan pigmentasi kemerahan pada kulit, khususnya disekitar hidung, mata dan perut. Pada umumnya Sapi Charolais bertanduk, tetapi ada pula yang tidak bertanduk. Berat lahir maupun berat sapih tergolong berat, yaitu berat lahir dapat mencapai 45 kg dan berat sapih dapat mencapai 275 kg dengan berat badan jantan mencapai 1200 kg dan betina 750 kg.
 8. SAPI CHARBRAY


Sapi Charbray  adalah jenis sapi yang didapat dari persilangan antara sapi Charolais dengan sapi Brahman. sapi ini memiliki warna bulu adalah berwarna krem. serta memiliki punuk dan tanduk seperti brahman namun tanduk yang dimiliki hanya kecil.
 9. SAPI DROUGHMASTER

Sapi droughmaster merupakan persilangan antara sapi shorton dari inggris dan sapi brahman dari india. sapi jenis ini banyak dikembangbiakkan di negara australia dan sapi ini memiliki ciri-ciri dengan perawakan tubuh yang besar dan mempunyai bulu coklat kemerahan diseluruh bagian tubuhnya sebagai ciri khas sapi ini.
Ciri ciri sapi Droughmaster yaitu tubuhnya kompak dan persegi layaknya sapi potong ada umumnya, warna tubuh cendrung berwarna merah kecoklatan walaupun ada warna lainya, memiliki daging yang padat, struktur tulang yang kuat, tanduk relatif pendek bahkan tidak ada. Keunggulan sapi Droughmaster antara lain memiliki sifat tahan terhadap serangan penyakit, memilki pertumbuhan yang cepat, tahan terhadap pakan yang buruk, tahan di cuaca ekstrim.
10.  SAPI BRANGUS
Sapi Brangus merupakan persilangan sapi betina Brahman (Bos indicus) dan pejantan Aberden Angus (Bos taurus). Komposisi genetikanya 3/8 Brahman dan 5/8 Aberdeen Angus. Sapi Brangus berasal dari Oklahoma, Amerika Serikat. Ciri khasnya adalah warna hitam dengan tanduk kecil. Untuk ciri lainnya adalah leher dan telinga pendek, punggung lurus, badan kompak dan padat, kaki kuat dan kokoh. Sifat Brahman yang diwarisi brangus adalah adanya punuk, tahan udara panas, tahan gigitan serangga dan mudah menyesuaikan diri dengan pakan yang mutunya kurang baik. Sedangkan sapi Aberden Angus yang diturunkan produktifitas dagingnya tinggi dan persentase karkasnya tinggi.
 11. SAPI SANTA GERTRUDIS


Sapi ini merupakan sapi hasil persilangan sapi Brahman dengan sapi betina shorthorn, dikembangkan pertama kali di King Ranch Texas AS tahun 1943 dan pada tahun 1973 masuk ke Indonesia. Bobot jantan rata-rata 900 kg dan betina 725 kg. Badan sapi besar dan padat. Seluruh tubuh dipenuhi bulu halus dan pendek serta berwarna merah kecoklatan. Punggungnya lebar dan dada berdaging tebal. Kepala lebar, dahi agak berlekuk dan mukanya lurus. Gelembir lebar berada di bawah leher dan perut. Sapi jantan berpunuk kecil dan kepalanya bertanduk. Berat sapi jantan mencapai 900 kg sedang betina 725 kg. Dibanding sapi Eropa sapi santa gertrudis mempunyai toleransi terhadap panas yang lebih baik dan pakan yang sederhana dan tahan gigitan caplak.